Segenap Petugas dan PPL BPP SUMOBITO Mengucapkan " SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1437 H.MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN....:: Raih Kemenangan di Hari yang Fitri ::...

Rabu, 14 Juli 2010

SL-IKLIM : PREDIKSIKAN IKLIM, KENDALIKAN HAMA




Biasanya, Juni sudah masuk musim kemarau. Namun, fakta menunjukkan hujan masih terjadi di sejumlah wilayah. Malah, banjir sering terjadi di suatu wilayah karena hujan mengguyur dengan intensitas tinggi. Fenomena kemarau basah atau La Nina, menurut BMG, masih mungkin terjadi sampai beberapa bulan ke depan.
Kemarau basah, sepintas, menguntungkan petani karena tersedia air yang cukup di musim kemarau.
Namun, jika tidak diantisipasi dengan baik, fenomena itu berpotensi memunculkan masalah baru. Antara lain menngurangi hasil panen dan atau gagal panen. Per awal Juni 2010, menurut Direktorat Perlindungan Tanaman Dirjen Tanaman Pangan Kementan, kekeringan, kebanjiran dan OPT telah menyebabkan sekitar 380 ribu ha sawah terganggu, dimana 48 ribu ha diantaranya gagal panen alias puso.
Luas sawah yang mengalami puso akibat banjir, kekeringan dan OPT pada tahun 2010 memang baru 1,41% dari luas realisasi tanam. Namun begitu, jika dibiarkan berpotensi menimbulkan gangguan panen padi nasional. Apalagi dalam satu-dua bulan mulai merebak gangguan hawa wereng coklat di beberapa lokasi sentra beras di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dilaporkan ada 193.133 ha sawah terkena serangan, 1.411 ha di antaranya puso.
Untuk itu, Kementan melakukan langkah-langkah pencegahan dan tindakan penyelamatan. Antara lain melakukan monitoring dampak perubahan iklim dan OPT di seluruh provinsi; penyampaian informasi penanganan dan langkah-langkah strategis dampak perubahan iklim melalui pemda, meningkatkan penyuluhan tentang pemanfaatan informasi iklim dan pengendalian hama terpadu melalui sekolah lapang iklim (SL-I) dan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT). Melalui sekolah-sekolah lapang, petani dilatih menyesuaikan waktu tanam berdasar informasi iklim yang tersedia.
Di sini petani juga diajari dan dibina untuk melakukan gerakan pengendalian hama terpadu. Pada saat yang sama, Kementan menerjunkan tim pen-gendali OPT ke lapangan. Mereka aktif melakukan pengawalan dan monitoring tentang cara penanaman yang baik dan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan. , Untuk anggaran 2010, Kementerian Pertanian telah menganggarkan penyelenggaraan sekolah lapang sebanyak 200 unit SL-I.
Kecamatan Sumobito mendapatkan kegiatan SL-Iklim 1 unit, bertempat di poktan Grudo, Desa Madiopuro. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Waktu kegiatan mulai bulan Mei s/d September 2010, sebanyak 13 kali pertemuan dengan interval 10 hari sekali. Peserta diajak mengenal unsur cuaca dan iklim, proses terjadinya hujan, prakiraan cuaca, membuat pupuk organik, MOL, dan pesnab, mempelajari perkembangan populasi tikus, pencegahan kerusakan tanaman akibat hama, ambang ekonomi dan tindak lanjut serta program pengendalian masalah banjir dan kekeringan. Dan juga sebagai penutupan nanti akan digelar Field Day.
Dalam setiap kegiatan selalu diadakan dinamika kelompok, dengan topikantara lain; Siapa saya?, menggambar bersama, menara kepemimpinan dll. Kegiatan ini dipandu oleh Petugas OPT Kecamatan Sumobito Bpk. Nurhajadi, SP. dengan dibantu seluruh PPL dan Petugas Pertanian lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar